Tentang Saya

19 Desember 1981. Tepat pada hari itulah saya dilahirkan di sebuah kota kecil, Buol. Saya tak pernah terobsesi untuk menjadi seorang penulis. Maklumlah, sebagai seorang anak yang lahir dalam iklim kehidupan pedesaan, jadilah saya sebagai anak yang tumbuh-berkembang sebagaimana anak-anak kecil dan remaja lainnya, yang banyak menghabiskan waktu dengan bermain. Saya menghabiskan masa-masa kecil saya dengan bermain bola di pantai.

Saya menyelesaikan pendidikan SD hingga SMA saya di kota itu. Pada tahun 1998, saya telah menyelesaikan pendidikan SMA saya. Setamat dari SMA, saya kemudian melanjutkan pendidikan saya ke Universitas Tadulako (Untad) Palu pada Fakultas Teknik.

Di kampus inilah, mungkin minat untuk menjadi seorang penulis terbit di hati saya. Bermula dari perkenalan saya dengan organisasi kemahasiswaan, HMI-MPO, saya kemudian banyak terlibat dalam aktivitas menulis. Keterlibatan ini menjadi begitu mendalam, ketika saya ditunjuk sebagai Ketua HMI Cabang Palu pada tahun 2003-2004. Sebagai juru bicara HMI, paling tidak di tingkat lokal, saya dituntut untuk bisa menulis.

Ada dua dimensi penting yang bisa saya petik dari keterlibatan saya di organisasi itu, yaitu : pertama, saya menjadi merasa bahwa menulis adalah habitat saya. Bagi saya menulis, tidak sekedar mengartikulasikan kata-kata ke dalam sebuah tulisan, melainkan memberi kehidupan. Itulah kekuatan sebuah tulisan.

Kedua,—ini yang paling saya syukuri—saya bisa bertemu dengan seorang aktivis-mahasiswi yang kini menjadi istri saya : Zainab Djamil. Kini, darinya saya telah dianugerahi seorang putra bernama Miftah Ali Muthahhari.


(Bersama istri : Zainab Djamil dan anak saya : Miftah Ali Muthahhari) 


Tentang Blog Saya :

Dalam rentang waktu keterlibatan saya di HMI, saya telah berusaha melahirkan sejumlah karya tulis (tentu sesuai dengan kadar intelektual saya yang pas-pasan). Hanya saja, sialnya, sebagian dari naskah tulisan saya itu tercecer entah kemana. Dulu saya menganggapnya sepele. Akh, yang terpenting kan berkarya. Bukan publisitasnya. Belakangan saya baru menyadari, tenyata “prinsip” saya itu salah. Maka mulailah saya mengumpulkan kembali tulisan-tulisan saya itu.

Seingat saya, saya pernah begitu bersemangat menulis opini di koran. Bahkan saya menargetkan setiap dua minggu sekali tulisan-tulisan saya itu harus terbit. Sebagian dari tulisan itu kini bisa dibaca di blog ini. Namun sebagian tak terselamatkan lagi.

Dalam rentang waktu itu pun saya bersyukur bisa melahirkan karya-sangat-sederhana “Transposisi Islam ; Menjadikan Islam Sebagai Basis Kemajuan Sosial", dan terlibat sebagai team penulis buku ; Ir. H. Syafruddin Nur, M.Si di Mata Masyarakat Pangkep ; Jejak Pengabdian, Kiprah dan Prestasi Seorang Pemimpin yang Visioner” dan “Geliat Bumi Massenrempulu : Enrekang Di Era Haji La Tinro La Tunrung”.