Rabu, 13 Juli 2011

Pendidikan, Kunci Kemajuan Buol

Orang Bugis-Makassar adalah orang-orang yang memiliki jiwa petualangan yang kuat, terlahir sebagai petarung (fighter) dan memiliki semangat dagang yang tinggi. Dalam konteks perdagangan di Indonesia, mereka kini sangat diperhitungkan.

Kenapa ? karena secara faktual, dihampir semua daerah di Indonesia, pos-pos perdagangan dan sektor usaha riil mereka kuasai. Tentu selain etnis cina, yang juga menjadi satu kekuatan ekonomi yang sangat kuat di Indonesia. Hampir tidak pernah kita menemukan pasar-pasar tradisional yang tidak terdapat orang Bugis-Makassar didalamnya.

Diaspora Melalui Perdagangan

Dalam kajian sosio-antropologi, kita mengenal apa yang disebut sebagai "diaspora", yakni suatu proses penyebaran (migrasi) suatu etnis ke daerah lain dengan motif tertentu. Dalam konteks etnis Bugis-Makassar, proses diaspora (melalui jalur perdagangan), yang telah berlangsung selama bertahun-tahun inilah yang menjadi kunci di balik keberhasilan mereka dalam menguasai sektor perdagangan di Indonesia. 

Dalam babak selanjutnya proses diaspora etnik Bugis-Makassar dilakukan melalui sektor pendidikan. Jadi, sektor pendidikan merupakan sektor berikut setelah perdagangan—yang merupakan pintu utama dan sekaligus awal—bagi etnik Bugis-Makassar dalam melakukan diaspora. Proses diaspora melalui jalur pendidikan ini kini ditandai dengan dikuasainya pos-pos strategis dalam lembaga pemerintahan, politik dan ekonomi di Indonesia oleh orang-orang Bugis-Makassar. Inilah gelombang baru diaspora orang-orang Bugis-Makassar yang taringnya tak kalah kuat dengan penguasaan mereka dalam sektor perdagangan.

Bagaimana dengan Buol ?

Orang-orang Buol bukanlah orang-orang yang terlahir dengan jiwa petualangan yang kuat. Pun, tidak memiliki sense bisnis yang kuat. Walaupun demikian, orang-orang Buol memiliki tingkat kecerdasan yang cukup bisa diandalkan (katanya sih, mudah-mudahan tidak salah…hehehe). Bagi saya inilah potensi dan modal sosial yang dimiliki oleh orang-orang Buol.

Oleh karena itu, potensi ini harus mendapat perhatikan ekstra dari seluruh elemen masyarakat Buol—terlebih lagi pemerintah. Menurut saya, untuk bisa maju, pemerintah mesti memberikan prioritas pada sektor ini. Buol memiliki banyak anak-anak muda yang potensial, yang jika ini terus ditumbuh-kembangkan akan memberikan impact positif bagi Kab. Buol.

Secara sederhana, gagasan ini dapat diimplementasikan dalam bentuk menyekolahkan anak-anak muda potensial itu ke sekolah-sekolah atau perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Untuk hal ini, pemerintah bisa mengalokasikan anggaran yang lebih untuk bea siswa, misalnya. Jadi pemerintah bertugas untuk menyebar dan menyekolahkan mereka.

Saya meyakini bahwa, tidak ada satupun proses diaspora yang terjadi pada satu etnik yang tidak memberikan impact positif bagi daerahnya. Pun demikian dalam kasus anak-anak muda Buol ini. Hari ini anak-anak muda itu disebar dan disekolahkan, maka tunggulah esok : merekalah akan datang bahu-membahu membangun dan mengangkat derajat Kab. Buol di mata bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar